Karakteristik sosial/emosional anak tunadaksa bermula dari konsep diri anak yang merasa dirinya cacat, tidak berguna, dan menjadi beban orang lain yang mengakibatkan mereka malas belajar, bermain dan perilaku salah lainnya.
Kehadiran anak cacat yang tidak diterima oleh orang tua dan disingkirkan dari masyarakat akan merusak perkembangan pribadi anak.
Kegiatan jasmani yang tidak dapat dilakukan oleh anak tunadaksa dapat mengakibatkan timbulnya problem emosi, seperti mudah tersinggung, mudah marah, rendah diri, kurang dapat bergaul, pemalu, menyendiri, dan frustrasi. Problem emosi seperti itu, banyak ditemukan pada anak tunadaksa dengan gangguan sistem cerebral. Oleh sebab itu, tidak jarang dari mereka tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Referensi : Dra.Astati-Pengertian, Klasifikasi, dan Karakteristik Anak Tunadaksa.
2 komentar:
Seharusnya bukan hanya anak tunadaksa yang membutuhkan penyesuaian dengan terhadap orang di lingkungan sekitarnya, tetapi orang lain pun juga harus menyesuaikan dirinya dengan anak tunadaksa tersebut. Menghargai, memberi perhatian lebih, dan menyayangi adalah salah satu bentuk penyesuaian yang dapat kita lakukan kepada mereka.
terima kasih atas masukannya :)
Posting Komentar